UJIAN AKHIR SEMESTER PENGANTAR FISIKA KAMPUS ITBI MILENIAL MEDAN
Nama : yunius telaumbanua
Jurusan : Teknik Industri S1
Kelas : Malam
UAS
FISIKA DASAR 1
Soal
1. Sebuah arus listrik 8 Ampere mengalir pada sebuah kawat penghantar dengan beda potensialnya yang
dikedua ujungnya yaitu 12 V. Maka, berapakah hambatan pada kawat tersebut?
Jawab
Soal
2. Diketahui: I =8,0 Ampere dan t = 20 Sekon
Ditanya: Berapakah, besar muatan listriknya?
Jawab
Soal
3. Arus Listrik yang mengalir pada rangkaian yang terpasang lampu dengan tegangan 220V dan 50W
yang dihubungkan dengan hambatan listrik 600 dan dipasang pada tegangan listrik 100V adalah?
Jawab
Soal
4. Sebuah Solenoida yang panjangnya 20cm, memiliki 10 lilitan serta sebuah toroida dengan jari-jari
40cm dialiri arus yang sama besar. Induksi magnetik di pusat solenoida dan disumbu toroida sama
besar. Hitung banyaknya lilitan toroida!
Jawab
Soal
5. Sebuah Solenoida yang panjangnya 1.5 m memiliki 500 lilitan dan jari-jari 1.5 cm dialiri arus sebesar
0.6A. Tentukan induksi magnetik di pusat dan di ujung solenoida!
Jawab
Soal
6. Carilah induktansi diri solenoida yang panjangnya 12 cm, luasnya 3cm2
dandengan kumparan 200
lilitan!
Jawab
Soal
7. Daerah tertentu dalam ruang yang mengandung medan magnetic 150G dan medan listrik 2 x 106 N/C.
Carilah: a. Densitas energy total
b. energi dalam kotak kubus dengan sisi 12 cm
Jawab
Soal
8. Susunan seri hambatan 50 dan kapasitor dengan reaktasi kapasitif 30 dihubungkan dengan sumber
arus bolak-balik, tegangan efektif 220V. Tegangan efektif pada resistor adalah…
Jawab
Soal
9. Sebuah hambatan 300 , induktor 1000 dan kapasitor 200 disusun seri. Jika susunan ini dihubungkan
dengan sumber tegangan AC 130 V, maka daya rangkaiannya adalah….Watt
Jawab
Soal
10. Jelaskan relasi antar rangkaian RLC!
Jawab
Rangkaian R-L-C seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan di (vR), (vL) dan (vC) secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (i) tertinggal 90 derajad terhadap tegangan induktor (vL). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor (vR) dan arus (i). Gambar dibawah memperlihatkan rangkaian seri R-L-C dan hubungan arus (i), tegangan resistor (vR), tegangan kapasitor (vC) dan tegangan induktor (vL) secara vektoris. Suatu alat listrik arus bolak-balik dapat juga memiliki berbagai macam reaktansi, seperti misalnya hubungan seri yang terdiri dari resistor (R), reaktansi induktif (XL) dan raktansi kapasitif (XC). Dengan demikian besarnya tegangan total (v) sama dengan jumlah dari tegangan pada resistor (vR), kapasitor (vC) dan tegangan pada induktor (vL). Dengan banyaknya tegangan dengan bentuk gelombang yang serupa, sehingga terjadi hubungan yang tidak jelas. Oleh karena itu hubungan tegangan lebih baik dijelaskan dengan menggunakan diagram fasor. Melalui ketiga resistansi (R), (XL) dan (XC) mengalir arus (i) yang sama. Oleh sebab itu fasor arus diletakkan pada t = 0. Tegangan (v) pada resistor (R) berada satu fasa dengan arus (i). Tegangan (vL) pada reaktansi induktif (XL) mendahului sejauh 90o terhadap arus (i), sedangkan tegangan (vC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal sejauh 90o terhadap arus (i). Kedua tegangan reaktif mempunyai arah saling berlawanan, dimana selisihnya ditunjukkan sebagai tegangan (vS). Tegangan total (v) merupakan fasor jumlah dari tegangan (vL) dan tegangan (vC) sebagai hasil diagonal persegi panjang antara tegangan (vL) dan tegangan (vC). Rangkaian R-L-C Seri Bila tegangan jatuh pada reaktif induktif (vL) lebih besar dari tegangan jatuh pada reaktif kapasitif (vC), maka tegangan total (v) mendahului arus (i), maka rangkaian seri ini cenderung bersifat induktif. Sebaliknya bila tegangan jatuh pada reaktif induktif (vL) lebih kecil dari tegangan jatuh pada reaktif kapasitif (vC), maka tegangan total (v) tertinggal terhadap arus (i), maka rangkaian seri ini cenderung bersifat kapasitif. Untuk menghitung hubungan seri antara R, XL dan XC pada setiap diagram fasor kita ambil segitiga tegangan. Dari sini dapat dibangun segitiga resistor, yang terdiri dari resistor (R), reaktif (X) dan impedansi (Z). Berdasarkan tegangan reaktif (vS) yang merupakan selisih dari tegangan reaktif induktif (vL) dan tegangan reaktif kapasitif (vC), maka resistor reaktif (X= XLS=XCS) merupakan selisih dari reaktansi (XL) dan (XC). Sehingga didapatkan hubungan tegangan (v) seperti persamaan vektoris berikut; Maka untuk resistansi semu (impedansi Z) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
TERIMAKASIH🙏😇
Komentar
Posting Komentar